Monday, January 14, 2008

BISNIS KEMATIAN

“Keterlaluan ya oom !” Kang kabayan ngomel.
“Apanya yang keterlaluan kang?” Tanyaku.
“Itu…...Pak Harto…..”
“Lho Pak Harto keterlaluan gimana kang?”
“Euleuh…..maksudnya bukan gitu oom, maksud akang teh itu orang orang yang tega memanfaatkan keadaan beliau yang sedang sakit keras menjadi komoditi bisnis” Kang Kabayan meralat kalimatnya yang belum selesai.
“Komoditi bisnis?” aku bertanya heran, “maksudnya gimana tuh kang?”
“tadi akang lewat RSPP oom, tempat Pa Harto dirawat”
“terus?”
“Eta halaman parkir Rumah sakit teh penuh pisan sama mobil dari semua media massa oom, semua saluran televisi, radio, semua wartawan dari semua koran tumplek blek disitu.”
“O ya?”
“Iya oom, lihat saja tuh acara televisi, semuanya siaran langsung dari rumah sakit. Semua tamu yang datang menjenguk Pa Harto dikerubutin, diwawancara sampai ga bisa jalan, dikepung kamera, kabel dan wartawan.”
Hehehehehe kang kabayan heboh ceritanya.
“Ada berita yang lebih nyebelin oom” kata kang kabayan lagi.
“Apalagi kang?”
“Di Solo dan sekitarnya semua Hotel dan penginapan sudah siap menyambut tamu KALAU nanti Pa Harto wafat dan dibawa ke Solo, malah katanya ada beberapa Hotel yang sudah di booking orang dari Jakarta.” Wah kang kabayan bener bener kesel nih. “Kok mereka tega ya oom? Padahal kan Pa Hartonya masih hidup, tapi sudah disiapin acara kematiannya.”
“Sabar kang, sabaaar, minum dulu nih” oom nawarin air putih, kang kabayan minum seteguk terus dia ngomong lagi, “Mereka betul betul keterlaluan ya oom, memanfaatkan peluang dari penderitaan orang lain.”
“hmmm gini kang, coba liatnya dari sudut yang lain deh.”
“Sudut mana maksudnya oom?”
“Oom waktu kuliah dulu punya teman sekelas, namanya liem siauw man kalo ga salah, waktu kita lagi ngobrol santai oom tanya sama dia, kalau sudah lulus nanti dia mau jadi apa?”
“Naon katanya oom?” kang kabayan penasaran.
“Si Liem bilang dia mau bikin RUMAH DUKA kang”
”Rumah duka? Naon eta teh oom?”
“Rumah duka tuh tempat persemayaman mayat orang Tiong hoa sebelum jenazahnya dibakar atau dikubur kang”
“Euleuuuh……” Kang kabayan kaget, “ada ya oom bisnis seperti itu?”
“Ada kang, dan itu bisnis ratusan juta”
“Masa sih oom? Kang kabayan heran gak percaya.
“Iya kang, coba aja liat tuh di daerah Pluit dan sekitarnya, banyak rumah duka seperti itu”
“Tujuannya sih memang cari untung kang, tapi juga untuk membantu keluarga yang kematian supaya gak repot, semuanya sudah terima beres, ada yang urus.”
“oOo gitu ya oom?” Kang kabayan manggut manggut, “pantes aja kalo gitu mah, ratusan juta sih ya oom ya”
“Iya kang”
Kang kabayan menghabiskan minumannya dan pamit pulang.
“permios oom, mau pulang dulu, mau menyiapkan makanan sahur”
“Mau puasa lagi kang? Senen kemis ya?”
“Bukan senen kemis oom, tapi puasa senin, selasa, rabu ”
“Ko aneh? Puasa apaan tuh kang?”
“Memang oom blom tau? Kan senen selasa rebo ini semua pedagang tahu tempe mau demo, mereka gak jualan tiga hari, memprotes harga kedelai yang terlalu mahal. Nah daripada makan Cuma sama sambel doang, kan mendingan puasa, barang kali aja dapet pahala” Kang kabayan senyum meringis.
Ada ada aja si kabayan mah.

1 comment:

Anonymous said...

Mangka nya oom, jangan coba2 ama kabaya nmah, kabayan itu lugu, tapi cerdik........ha ha ha