Saturday, November 29, 2008
Peterpan - Walau Habis Terang
Ku terbiasa tersenyum tenang
Walau aaaa.. hatiku menangis
Kaulah cerita tertulis dengan pasti
Selamanya dalam pikiranku
Lupakan semua tinggalkan ini
Ku ‘kan tenang dan kau ‘kan pergi
Berjalanlah walau habis terang
Ambil cahaya cinta ku terangi jalanmu
Di antara beribu lainnya
Kau tetap
Kau tetap
Kau tetap benderang
sebuah kisah dari masa lalu
Beberapa ratus tahun lalu, di sebuah negara timur tengah, hidup dua orang yang bersahabat sejak kecil, sebut saja namanya Zaid dan Hassan. Hubungan mereka sangat akrab, begitu juga anak dan istri mereka.
Zaid adalah seorang pedagang yang sukses, usahanya maju, ibadahnya rajin, sedekahnya juga banyak. Zaid seorang kaya yang pandai bersyukur.
Hassan kurang beruntung dalam berniaga, dia sering rugi dalam berdagang. Hassan juga tadinya pedagang seperti Zaid, tapi sekarang dia lebih sering bekerja serabutan, apa saja untuk membiayai keluarganya, kadangkala dia juga bekerja mencari kayu bakar di hutan. Hassan juga seorang yang rajin beribadah, walaupun hidupnya miskin, Hassan adalah orang miskin yang sabar.
Hassan tidak pernah memperlihatkan kesulitan hidupnya, dia tak pernah mengeluh. Sehingga sahabatnya sendiri pun tidak tahu. Buat Hassan, kemiskinan adalah ujian yang akan membuatnya “naik kelas”
Anak anak mereka tiap hari bermain bersama, jika sedang bermain di rumah Zaid, pada waktunya mereka sholat berjamaah dan makan bersama apa adanya, begitu juga bila sedang bermain di rumah Hassan, mereka makan bersama apapun makanan yang tersedia, Zaid dan Hassan sudah menganggap anak sahabatnya seperti anaknya sendiri.
Suatu hari anaknya Zaid pulang bermain dengan wajah sedih, ketika Zaid bertanya, anaknya menjawab:
"setiap hari kalau aku sedang bermain dirumah Ami Hassan, aku selalu diajak makan bersama. Tapi hari ini ketika mereka akan makan bersama aku disuruh pulang, padahal aku melihat Ami Hassan tadi pulang membawa seekor ayam"
Zaid terkejut mendengar cerita anaknya, tetapi dia mencoba untuk tidak berprasangka buruk, dan dia mencoba menghibur anaknya dengan mengatakan "mungkin makanannya tidak cukup kalau kamu ikut makan disana" katanya.
Waktu berlalu, beberapa minggu lagi ibadah haji. Zaid yang sudah pernah beribadah haji, tahun ini berniat pergi lagi ke tanah suci bersama keluarganya.
Rencananya mereka akan pergi dengan rombongan dari kampung mereka.
Malam sebelum keberangkatan, Zaid mengundang sahabat dan karib kerabat untuk berpamitan dan mohon doa sebelum dia sekeluarga berangkat besok.
Hassan sekeluarga, sahabatnya itu pastilah datang juga.
Zaid sekeluarga menyambut semua tamunya dengan gembira, tak terlihat ada masalah, padahal sebetulnya Zaid masih penasaran dengan sikap sahabat baiknya itu terhadap anaknya tempo hari. Setelah selesai acara silaturahmi itu para tamu satu persatu berpamitan pulang, begitu juga keluarga Hassan.Tapi Zaid menahannya. Dia ingin menuntaskan rasa penasarannya pada sang sahabat.
Hassan pucat pasi, dia mengerti mengapa Zaid menahannya untuk tidak segera pulang.
Setelah semua tamu yang lain pergi, kedua orang sahabat itupun mengobrol berdua di ruang tamu, sedangkan istri dan anak anak mereka mengobrol di ruang keluarga.
“Kita bersahabat dari kecil, kita selalu main bersama, mengaji bersama, sholat bersama”
Zaid memulai membuka dialognya dengan Hassan
“dan keluarga kita pun bersahabat juga, istriku bersahabat dengan istrimu, anakku bersahabat dengan anakmu” Hassan menunduk tanpa sanggup mengangkat kepalanya.
“Bila anakmu sedang bermain disini, kami menganggapnya seperti anak kami sendiri, kami ajak dia sholat berjamaah, dan kami ajak dia makan bersama kami seadanya” Zaid tambah dalam menusuk “begitu juga anakku, selama ini jika dia sedang bermain dirumahmu, diapun kau perlakukan seperti anakmu sendiri.”
Mata Hassan mulai berkaca kaca.
“Anakku sering bercerita, betapa baik Ami Hassan dan keluarganya. Makanan apapun yang kalian makan, anakku pun mendapat makanan yang sama”
Hassan menghapus airmata yang mulai menetes dipipinya.
“Sampai kemarin dia pulang dari rumahmu dengan wajah murung, dan itu tidak pernah terjadi sebelumnya” Zaid heran melihat wajah sahabatnya yang biasanya terlihat berseri sekarang mendung gelap menutupinya.
“Kenapa Hassan saudaraku, kenapa anakku tidak boleh ikut makan dirumahmu kemarin?” Zaid menghunjamkan pertanyaannya yang mengganjal pikirannya semalaman.
“Makanan yang kami makan kemarin, halal untukku dan keluargaku,……tapi HARAM untuk anakmu” Hassan akhirnya menjawab dengan suaranya yang parau.
“Kenapa bisa begitu?” Zaid tercengang heran mendengar jawaban sahabatnya itu.
“Hari itu aku mencoba mencari kayu bakar di hutan, tetapi aku kurang beruntung, hanya ranting ranting basah bekas terkena hujan yang aku temukan.”
Zaid merasakan mual diperutnya.
“Dalam perjalanan pulang aku menemukan seekor ayam yang sudah mati.” Hasssan tak bisa menutupi perasaan sedihnya, air matapun mengalir di pipinya. “Ayam itu pun kubawa pulang, kusuruh istriku mencuci bersih dan memasaknya, agar kami dapat memakannya, dan kami hari itu tidak punya makanan yang lain.” Zaid menangis mendengar cerita sahabatnya. Mereka berdua berpelukan. Zaid merasa sangat dzalim. Dia yang sudah pernah ibadah haji berniat untuk pergi haji lagi, sedangkan sahabatnya sekeluarga harus memakan bangkai ayam karena miskinnya.
“Astaghfirullah, ampuni hamba Ya Allah, ampuni hamba” Zaid menangis dalam pelukan sahabatnya.
Dan dalam benaknya, rencana Zaid telah berubah. Tahun ini dia batalkan ibadah haji.
Besoknya pagi pagi sekali Zaid mendatangi ketua rombongan untuk membatalkan kepergiannya itu.
Zaid tidak menceritakan secara detil alasannya membatalkan ibadah haji dengan rombongannya. Dia hanya mengatakan “ada halangan”
Seluruh bekal yang sudah dia persiapkan, semuanya diberikan pada Hassan, sahabatnya. Hassan pun tidak kuasa menolak niat baik sahabatnya itu.
Ceritanya belum selesai.
Beberapa bulan kemudian, rombongan yang baru selesai menunaikan ibadah haji pun pulang. Mereka disambut oleh seluruh penduduk desa. Termasuk Zaid sekeluarga.
Tetapi anehnya, semua anggota rombongan haji itu menunjukkan wajah marah ketika Zaid mendatanginya.
Semua melengos, membuang muka. Zaid yang tidak merasa berbuat salah sedih sekali mendapat reaksi seperti itu dari semua anggota rombongan.
Akhirnya Zaid menemui ketua rombongan dan bertanya kenapa semua yang pulang ibadah haji itu membencinya.
“Tentu saja kami semua marah!” jawab Ketua rombongan itu dengan ketus.
“Kami tidak keberatan kamu sekeluarga membatalkan ibadah haji tanpa alasan yang jelas”
“Tapi kenapa akhirnya kalian berangkat haji juga” katanya lagi berkata lugas dan marah.
“Apa?” Zaid bingung mendengar penjelasan ketua rombongan itu
“kami berangkat juga? Kemana? Kami sekeluarga tidak kemana mana, semua penduduk desa bisa menjadi saksinya” jawab Zaid masih bingung.
“Mana mungkin !” Ketua rombongan tidak percaya bantahan Zaid.
“Kami semua melihatmu sekeluarga disana”, Dia tidak percaya bahwa Zaid sekeluarga tidak pergi haji tahun ini, “ketika tawaf kami melihatmu disana, ketika sya’i kami semua melihatmu disana, ketika wukuf kami semuapun melihatmu disana, ketika jumrah, kami semua juga melihat mu disana.”
Zaid menangis mendengar cerita sang ketua rombongan.
“Mana mungkin kamu sekeluarga tidak melaksanakan ibadah haji tahun ini, karena kami semua melihatmu disana…..”
Subhanallah.
(diceritakan kembali oleh Abah, yang airmatanya mengalir ketika menceritakannya padaku)
Zaid adalah seorang pedagang yang sukses, usahanya maju, ibadahnya rajin, sedekahnya juga banyak. Zaid seorang kaya yang pandai bersyukur.
Hassan kurang beruntung dalam berniaga, dia sering rugi dalam berdagang. Hassan juga tadinya pedagang seperti Zaid, tapi sekarang dia lebih sering bekerja serabutan, apa saja untuk membiayai keluarganya, kadangkala dia juga bekerja mencari kayu bakar di hutan. Hassan juga seorang yang rajin beribadah, walaupun hidupnya miskin, Hassan adalah orang miskin yang sabar.
Hassan tidak pernah memperlihatkan kesulitan hidupnya, dia tak pernah mengeluh. Sehingga sahabatnya sendiri pun tidak tahu. Buat Hassan, kemiskinan adalah ujian yang akan membuatnya “naik kelas”
Anak anak mereka tiap hari bermain bersama, jika sedang bermain di rumah Zaid, pada waktunya mereka sholat berjamaah dan makan bersama apa adanya, begitu juga bila sedang bermain di rumah Hassan, mereka makan bersama apapun makanan yang tersedia, Zaid dan Hassan sudah menganggap anak sahabatnya seperti anaknya sendiri.
Suatu hari anaknya Zaid pulang bermain dengan wajah sedih, ketika Zaid bertanya, anaknya menjawab:
"setiap hari kalau aku sedang bermain dirumah Ami Hassan, aku selalu diajak makan bersama. Tapi hari ini ketika mereka akan makan bersama aku disuruh pulang, padahal aku melihat Ami Hassan tadi pulang membawa seekor ayam"
Zaid terkejut mendengar cerita anaknya, tetapi dia mencoba untuk tidak berprasangka buruk, dan dia mencoba menghibur anaknya dengan mengatakan "mungkin makanannya tidak cukup kalau kamu ikut makan disana" katanya.
Waktu berlalu, beberapa minggu lagi ibadah haji. Zaid yang sudah pernah beribadah haji, tahun ini berniat pergi lagi ke tanah suci bersama keluarganya.
Rencananya mereka akan pergi dengan rombongan dari kampung mereka.
Malam sebelum keberangkatan, Zaid mengundang sahabat dan karib kerabat untuk berpamitan dan mohon doa sebelum dia sekeluarga berangkat besok.
Hassan sekeluarga, sahabatnya itu pastilah datang juga.
Zaid sekeluarga menyambut semua tamunya dengan gembira, tak terlihat ada masalah, padahal sebetulnya Zaid masih penasaran dengan sikap sahabat baiknya itu terhadap anaknya tempo hari. Setelah selesai acara silaturahmi itu para tamu satu persatu berpamitan pulang, begitu juga keluarga Hassan.Tapi Zaid menahannya. Dia ingin menuntaskan rasa penasarannya pada sang sahabat.
Hassan pucat pasi, dia mengerti mengapa Zaid menahannya untuk tidak segera pulang.
Setelah semua tamu yang lain pergi, kedua orang sahabat itupun mengobrol berdua di ruang tamu, sedangkan istri dan anak anak mereka mengobrol di ruang keluarga.
“Kita bersahabat dari kecil, kita selalu main bersama, mengaji bersama, sholat bersama”
Zaid memulai membuka dialognya dengan Hassan
“dan keluarga kita pun bersahabat juga, istriku bersahabat dengan istrimu, anakku bersahabat dengan anakmu” Hassan menunduk tanpa sanggup mengangkat kepalanya.
“Bila anakmu sedang bermain disini, kami menganggapnya seperti anak kami sendiri, kami ajak dia sholat berjamaah, dan kami ajak dia makan bersama kami seadanya” Zaid tambah dalam menusuk “begitu juga anakku, selama ini jika dia sedang bermain dirumahmu, diapun kau perlakukan seperti anakmu sendiri.”
Mata Hassan mulai berkaca kaca.
“Anakku sering bercerita, betapa baik Ami Hassan dan keluarganya. Makanan apapun yang kalian makan, anakku pun mendapat makanan yang sama”
Hassan menghapus airmata yang mulai menetes dipipinya.
“Sampai kemarin dia pulang dari rumahmu dengan wajah murung, dan itu tidak pernah terjadi sebelumnya” Zaid heran melihat wajah sahabatnya yang biasanya terlihat berseri sekarang mendung gelap menutupinya.
“Kenapa Hassan saudaraku, kenapa anakku tidak boleh ikut makan dirumahmu kemarin?” Zaid menghunjamkan pertanyaannya yang mengganjal pikirannya semalaman.
“Makanan yang kami makan kemarin, halal untukku dan keluargaku,……tapi HARAM untuk anakmu” Hassan akhirnya menjawab dengan suaranya yang parau.
“Kenapa bisa begitu?” Zaid tercengang heran mendengar jawaban sahabatnya itu.
“Hari itu aku mencoba mencari kayu bakar di hutan, tetapi aku kurang beruntung, hanya ranting ranting basah bekas terkena hujan yang aku temukan.”
Zaid merasakan mual diperutnya.
“Dalam perjalanan pulang aku menemukan seekor ayam yang sudah mati.” Hasssan tak bisa menutupi perasaan sedihnya, air matapun mengalir di pipinya. “Ayam itu pun kubawa pulang, kusuruh istriku mencuci bersih dan memasaknya, agar kami dapat memakannya, dan kami hari itu tidak punya makanan yang lain.” Zaid menangis mendengar cerita sahabatnya. Mereka berdua berpelukan. Zaid merasa sangat dzalim. Dia yang sudah pernah ibadah haji berniat untuk pergi haji lagi, sedangkan sahabatnya sekeluarga harus memakan bangkai ayam karena miskinnya.
“Astaghfirullah, ampuni hamba Ya Allah, ampuni hamba” Zaid menangis dalam pelukan sahabatnya.
Dan dalam benaknya, rencana Zaid telah berubah. Tahun ini dia batalkan ibadah haji.
Besoknya pagi pagi sekali Zaid mendatangi ketua rombongan untuk membatalkan kepergiannya itu.
Zaid tidak menceritakan secara detil alasannya membatalkan ibadah haji dengan rombongannya. Dia hanya mengatakan “ada halangan”
Seluruh bekal yang sudah dia persiapkan, semuanya diberikan pada Hassan, sahabatnya. Hassan pun tidak kuasa menolak niat baik sahabatnya itu.
Ceritanya belum selesai.
Beberapa bulan kemudian, rombongan yang baru selesai menunaikan ibadah haji pun pulang. Mereka disambut oleh seluruh penduduk desa. Termasuk Zaid sekeluarga.
Tetapi anehnya, semua anggota rombongan haji itu menunjukkan wajah marah ketika Zaid mendatanginya.
Semua melengos, membuang muka. Zaid yang tidak merasa berbuat salah sedih sekali mendapat reaksi seperti itu dari semua anggota rombongan.
Akhirnya Zaid menemui ketua rombongan dan bertanya kenapa semua yang pulang ibadah haji itu membencinya.
“Tentu saja kami semua marah!” jawab Ketua rombongan itu dengan ketus.
“Kami tidak keberatan kamu sekeluarga membatalkan ibadah haji tanpa alasan yang jelas”
“Tapi kenapa akhirnya kalian berangkat haji juga” katanya lagi berkata lugas dan marah.
“Apa?” Zaid bingung mendengar penjelasan ketua rombongan itu
“kami berangkat juga? Kemana? Kami sekeluarga tidak kemana mana, semua penduduk desa bisa menjadi saksinya” jawab Zaid masih bingung.
“Mana mungkin !” Ketua rombongan tidak percaya bantahan Zaid.
“Kami semua melihatmu sekeluarga disana”, Dia tidak percaya bahwa Zaid sekeluarga tidak pergi haji tahun ini, “ketika tawaf kami melihatmu disana, ketika sya’i kami semua melihatmu disana, ketika wukuf kami semuapun melihatmu disana, ketika jumrah, kami semua juga melihat mu disana.”
Zaid menangis mendengar cerita sang ketua rombongan.
“Mana mungkin kamu sekeluarga tidak melaksanakan ibadah haji tahun ini, karena kami semua melihatmu disana…..”
Subhanallah.
(diceritakan kembali oleh Abah, yang airmatanya mengalir ketika menceritakannya padaku)
Wednesday, November 26, 2008
cerita bersambung - episode maling (bagian III)
184 Comments
- Comment by Love'Na on November 24, 2008 at 1:06pm
- Delete Comment "jebatan batman"...?
apa tuhhhhhh...????
- Comment by oom iwan on November 24, 2008 at 1:11pm
- Delete Comment "jebakan batman?"
- Comment by Fadhiah Bamazru on November 24, 2008 at 1:15pm
- Delete Comment YUP, "Jebakan Batman", hehe...
Biasanya "Jebakan Batman" kan tak terduga, tp langsung tepat sasaran, watchaaaaaaa........
- Comment by Love'Na on November 24, 2008 at 1:15pm
- Delete Comment
- Comment by oom iwan on November 24, 2008 at 1:15pm
- Delete Comment "caranya gimana?"
- Comment by Fadhiah Bamazru on November 24, 2008 at 1:25pm
- Delete Comment caranya gmn ya,,,,, mari kita tanyakan Mrs.Galileo
Lili... gmn ni caranya, lili kan ibu galileo
- Comment by Iqlimah Idris on November 24, 2008 at 1:27pm
- Delete Comment yah itu dia, kita pasang perangkap aja....
- Comment by Love'Na on November 24, 2008 at 1:27pm
- Delete Comment perangkap apa?
- Comment by Iqlimah Idris on November 24, 2008 at 1:42pm
- Delete Comment kita pasang monitor intai aja,,,, jadi jam istirahat kita semua pada keluar nih dr ruangan, nah monitor intai nya kita pasang di posisi yang sgt tersembunyi.....begitu selesai istirahat kita liat deh bareng2 siapa sebenarnya maling nya......
- Comment by Iqlimah Idris on November 24, 2008 at 2:03pm
- Delete Comment terus webcam sorotan nya gak menyeluruh ke area ruangan, iyah kalo maling nya berada pas pada posisi sorotan webcam kalo gak gimana kita bisa liat.... n gak semua kompi kantor yang punya webcam ,,,,gimana dunks
- Comment by Iqlimah Idris on November 24, 2008 at 2:04pm
- Delete Comment lah maling nya basah2 basah yah na,kok ampe ke tangkap basah, bearti maling nya kehujanan dunks ampe basah....
- Comment by Love'Na on November 24, 2008 at 2:05pm
- Delete Comment jelasin oom...
- Comment by zAky_bj (^^q_bajrie^^) on November 24, 2008 at 2:08pm
- Delete Comment Malingnya g mungkin ketauan kan yg ngajarin cara maling yg baik q
- Comment by oom iwan on November 24, 2008 at 2:22pm
- Delete Comment "pc oom, na, fad kan ada camnya
nah ymnya semua diaktifkan
terus camnya dibuka supaya bisa diakses dari semua ym list kita
jadi semua aktifitas di dalam ruang bisa termonitor
camnya di posisikian ke pintu masuk dan jendela
gimana tuh?"
- Comment by Fadhiah Bamazru on November 24, 2008 at 2:29pm
- Delete Comment gud idea !!!
brarti yg tau qta ber3 sajah ya... ssssstttttt
yuk mari kita kemon jebak si maling
*LOL*
- Comment by Love'Na on November 24, 2008 at 2:30pm
- Delete Comment setuju oom....
na udah ga sabar pgn platakin kepala tuh maling...
heheheh
- Comment by oom iwan on November 24, 2008 at 2:33pm
- Delete Comment "yuu mari kita kewarnet seberang, njid satpam biarin aja bobo, jangan dibangunin, tar jantungan"
- Comment by oom iwan on November 24, 2008 at 2:34pm
- Delete Comment akhirnya karyawan J net advertising ramai ramai ke warnet diseberang kantor untuk memantau aktifitas dalam ruangan, sambil berharap "maling"nya tertangkap basah
- Comment by Love'Na on November 24, 2008 at 2:36pm
- Delete Comment Ayooo oom, lie, fadh...
ayo smua...
- Comment by Iqlimah Idris on November 24, 2008 at 2:38pm
- Delete Comment kok blm ada yg masuk ruangan yah,,,,hmmm maling nya masuk lewat mana nih??
- Comment by Love'Na on November 24, 2008 at 2:40pm
- Delete Comment sabar dunk lie....
- Comment by Iqlimah Idris on November 24, 2008 at 2:43pm
- Delete Comment duuuhhhh lama banget maling nya masuk, da laper niiihhhh, hmmmmm telfon dunks maling nya supaya lekas masuk biar terus ketangkap..
- Comment by oom iwan on November 24, 2008 at 2:54pm
- Delete Comment "ASTAGAAAANAGAAAAAAAA !!!!!!
ITU DIAAAAA MALINGNYAAAAAAAA
"
- Comment by UMAR MUKTHAR AL KATIRI (VERSI 2008) on November 24, 2008 at 2:56pm
- Delete Comment Sssssttttttt
- Comment by Love'Na on November 24, 2008 at 2:58pm
- Delete Comment hahhhhhhhhh??????????????????
ya ampyuuuuuuuuuuuuuunnnn.....
mana oom? (
heheh)
- Comment by Love'Na on November 24, 2008 at 3:00pm
- Delete Comment iiihhhh....
abg warnet (umar)
knapa suruh diemmm???
- Comment by oom iwan on November 24, 2008 at 3:01pm
- Delete Comment
TERNYATA KALAU KANTOR KOSONG BANYAK MONYET MASUK
DARIMANA YA MONYET MONYET ITU?
- Comment by Iqlimah Idris on November 24, 2008 at 3:03pm
- Delete Comment hahahahahhahahahahhahahahhahahahahhahahahahha
- Comment by Love'Na on November 24, 2008 at 3:04pm
- Delete Comment ya ampyuuuuunnnn oom..........
na takut....
- Comment by oom iwan on November 24, 2008 at 3:04pm
- Delete Comment AKHIRNYA KETAHUAN SIAPA "MALINGNYA"
- Comment by Fadhiah Bamazru on November 24, 2008 at 3:04pm
- Delete Comment hayyahhhhhh
knp jd monyet?!
BTW, ko bagusan kantor para monyet itu ya, hehe..
- Comment by Iqlimah Idris on November 24, 2008 at 3:05pm
- Delete Comment asyik asyik ketangkap
- Comment by oom iwan on November 24, 2008 at 3:05pm
- Delete Comment
- Comment by oom iwan on November 24, 2008 at 3:06pm
- Delete Comment "monyet darimana tuh ya?"
"kok pinter bener bisa mencuri?"
- Comment by Iqlimah Idris on November 24, 2008 at 3:07pm
- Delete Comment pantesan aja kok belakangan ni kantor kita macem ada bauk yang gak sedap, eh rupanya ada monyet nya.....kok bisa yah masuk dari mana tuh monyet, kok monyet nya bisa lebih pinter yah???
- Comment by Love'Na on November 24, 2008 at 3:07pm
- Delete Comment na takut sm monyet....
pernah diserang dlo...
tpi ngomong2 tuh monyet ngapain jg yah ambil barang bekas jg????
- Comment by Iqlimah Idris on November 24, 2008 at 3:09pm
- Delete Comment monyet nya pinter yah ambil barang bekas, hmmmm pasti monyet terlatih ,,,,,
- Comment by Love'Na on November 24, 2008 at 3:10pm
- Delete Comment tapi siapa yang pelihara monyet yah???
- Comment by oom iwan on November 24, 2008 at 3:11pm
- Delete Comment akhirnya ada yang mengaku
ini dia pm oom barusan
umar mukthar: om
umar mukthar: MAU jadi maling
umar mukthar: masuknya gimna
umar mukthar: kasian
umar mukthar: PADa nungguin maling
- Comment by iLa on November 24, 2008 at 3:11pm
- Delete Comment waduh
- Comment by Iqlimah Idris on November 24, 2008 at 3:14pm
- Delete Comment hahhahaah ketauan deh biang maling nya sapa hahahhahaha
- Comment by Honey on November 24, 2008 at 3:16pm
- Delete Comment ****jadinya malingnya dah ketauan???****
- Comment by Love'Na on November 24, 2008 at 3:17pm
- Delete Comment wadooh oom....
knapa bisa seperti ini???
abng warnet yah malingnya?
hmmm....
pantasnya kita apain oom????
- Comment by Iqlimah Idris on November 24, 2008 at 3:22pm
- Delete Comment kembalikan barang2 yang sudah di ambil nya dunks,,, kalo bisa 2x lipat hahahha
- Comment by oom iwan on November 24, 2008 at 3:24pm
- Delete Comment ternyata selama ini umar melatih monyet monyetnya buat mencuri
- Comment by Love'Na on November 24, 2008 at 3:27pm
- Delete Comment hmmm.....
ternyata itu monyetnya umar...
bagusnya kita apain yg udah buat kerusuhan ini oom????
- Comment by UMAR MUKTHAR AL KATIRI (VERSI 2008) on November 24, 2008 at 3:30pm
- Delete Comment ayo anak buah ku kita kabur sebelum di gebukin
UUUKK AAAKK IIIKKKK
- Comment by UMAR MUKTHAR AL KATIRI (VERSI 2008) on November 24, 2008 at 3:31pm
- Delete Comment cepaaaat sebelum mereka panggil polisiiii
kita berpencar
- Comment by oom iwan on November 24, 2008 at 3:31pm
- Delete Comment "kita serahkan saja pada yang berwajib supaya diadili
yang penting barang barang kita yang hilang bisa kembali
setuju?????"
- Comment by Love'Na on November 24, 2008 at 3:33pm
- Delete Comment setujuuuuuuuuu oom....
- Comment by oom iwan on November 24, 2008 at 3:38pm
- Delete Comment demikianlah akhirnya
misteri hilangnya barang barang di J net adverrtising
sudah terbongkar
Umar akhirnya di kembalikan ke rumah sakit jiwa di grogol, sedangkan monyet monyetnya di serahkan ke kebun binatang ragunan.
---------------------------------------------------------SEKIAN-------------------------------------------------------------
- Comment by oom iwan on November 24, 2008 at 3:40pm
- Delete Comment sampai jumpa di episode selanjutnya besok
CYBER LOVE
( balada cinta di dunia maya )
Subscribe to:
Posts (Atom)
gmn oom? setuju tak?