Friday, August 01, 2008

Hari Jum'at yang ..........

Hari ini aku pergi sholat Jum'at seperti biasa di Mesjid AnNur, Menteng dalam.
Sampai di Mesjid jam setengah dua belas, Mesjid masih kosong, baru ada beberapa orang yang sedang sholat sunnah, dzikir dan ada beberapa yang tidur tiduran menunggu waktu Sholat.
Tidak berapa lama ada beberapa orang menggotong keranda Jenazah, yang kemudian diletakkan di sudut ruang, sebelah depan.
Jam 12 kurang beberapa menit panitia membuat pengumuman, tentang beberapa kegiatan di mesjid Annur, juga tentang uang sumbangan Jum'at lalu yang jumlahnya makin menurun dari waktu waktu sebelumnya, Panitia juga memohon kesediaan jamaah semua untuk ikut menyolatkan jenazah selesai sholat jum'at nanti..
Sesosok jenazah didalam mesjid, tempatnya buat sholat, tapi harus disholatkan, Tidak mampu lagi sholat sendiri.
Pulang Sholat toko dibuka kembali, Cuma ada aku, Agus dan Andri, si Yadi sedang makan, si Nita sudah 4 hari tidak masuk sejak kakeknya meninggal , masih berkabung.
Andri dan Agus siap siap buka toko, aku langsung baca email dan beberapa folder pembukuan yang belum dikerjakan.
Tidak lama setelah toko buka si Andri pamit mau pulang ke bekasi, ada masalah utang piutang dengan leasing, katanya. Aku yang sudah mendengar sepintas masalahnya, mengijinkan dia pulang, tapi tiba tiba perasaanku tidak enak. Kubuka laci dan benar saja jumlah uangnya berkurang banyak, setelah kuhitung dengan si Yadi dan Agus ternyata kurang satu juta !
Alamak si Andri ! padahal tadi sholat Jum'atnya disebelah aku, langsung aku telpon ke rumahnya di bekasi, yang angkat telpon Mamahnya. Aku bilang sama Mamahnya si Andri
"Bu, Andri sedang dalam perjalanan pulang ke bekasi, tapi dia bawa uang toko tanpa permisi, tolong nanti kalau dia sampai suruh telpon ke toko" Aku yakin Mamahnya kaget, aku juga gak nyangka, ko tega ya.
2 jam kemudian si Andri telpon, awalnya mau membela diri, pura pura tidak tau ada masalah, tapi aku bilang "Andri jangan berputar putar ngomongnya, Bang iwan masih kasih kesempatan buat penyelesaian secara baik baik, jangan sampai melibatkan POLISI" dia mulai melemah "Kembalikan uangnya yang satu juta sekarang!" dia masih coba berkelit " cuma 700.000 bang ini masih ada di tas Andri" jawabnya.
"Andri ! kamu tau bang iwan kan? jangan coba coba ya? kembalikan sekarang!" telpon kututup.
Aku baru bisa makan siang setelah mendengar dia mengaku.
Selesai makan ku telpon lagi ke rumahnya di Bekasi, Mamahnya bilang Andri sedang ke tebet diantar Ayahnya.
Aku sedang sholat
ashar ketika dia datang. Selesai sholat dia mulai mendekat "Maapin Andri ya bang, Andri khilaf, sebenernya gak niat mau ngambil duit abang"
"Untung saja aku baru selesai sholat, jadi gak terlalu emosi, apalagi melihat Andri dan ayahnya yang ketakutan membuatku jadi gak bisa marah, tapi kujawab argumentasinya tadi soal "ga niat"
Aku bilang "Andri, niat itu kalau belum terjadi, kalau yang sudah terjadi ini bukan lagi niat, tapi sudah mencuri, dan yang kamu curi uangnya toko, tempat kamu kerja, kamu sudah menyakiti perasaan saya".
Akhirnya aku dan ayahnya bergantian menasehati andri agar dia memperbaiki akhlaknya, percuma saja cerdas dan pintar, jago service handphone tapi akhlaknya jelek.
Andri nangis gak berhenti sampai pamit pulang, aku bilang sama dia urusannya sama aku sudah selesai, tapi hak haknya ditoko nanti akan kuberikan selesai dihitung. Uang satu juta dia kembalikan, dan lalu mereka, ayah dan anaknya pamit pulang.
Hari jum'at yang heboh.

1 comment: