Wednesday, October 29, 2008
Monday, October 27, 2008
KABAYAN PAMIT
"punteeeeeeen"
"manggaaaaaa" jawabku dari dalam rumah, " eh kang kabayan, lho sama teh iteung juga? mau kemana nih? ko kliatannya sudah siap berangkat?" aku bertanya heran melihat keluarga kang kabayan sudah rapi membawa tas dan kardus kardus terikat tali rafia.
"muhun oom, mau pamitan nih" jawab kang kabayan
"jadi pindahnya kang? ko cepet amat? kirain dua tiga minggu lagi" kang kabayan memang pernah bilang mau pindah ke kampung tempat dia membantu membangun pesantren tempo hari, tapi oom ga nyangka dia perginya sekarang. Kaget juga.
"muhun oom, hari ini pindahnya, dikota sudah heurin (sempit) jeung sumpek, kalo didesa mah masih lega oom, masih bisa nanem singkong" kang kabayan dengan mesem khasnya.
"tapi bukan berarti silaturahmi kita putus ya kang" kataku.
"isss nya heunteu atuh oom, silaturahmi mah ga boleh putus hanya oleh jarak" jawabnya, "kan kita tetep saling mendoakan ya oom ya"
"iya kang" jawabku, entah kenapa hatiku terasa ga enak, seperti ada yang pelan pelan hilang.
"ya udah atuh oom, sudah siang, akang sama teh iteung dan si asep mohon pamit, takut terlambat naik keretanya" kang kabayan mendekat dan memelukku,
mataku basah.
"Assalamu alaykum oom" katanya.
"wa alaykum salam kang"
"manggaaaaaa" jawabku dari dalam rumah, " eh kang kabayan, lho sama teh iteung juga? mau kemana nih? ko kliatannya sudah siap berangkat?" aku bertanya heran melihat keluarga kang kabayan sudah rapi membawa tas dan kardus kardus terikat tali rafia.
"muhun oom, mau pamitan nih" jawab kang kabayan
"jadi pindahnya kang? ko cepet amat? kirain dua tiga minggu lagi" kang kabayan memang pernah bilang mau pindah ke kampung tempat dia membantu membangun pesantren tempo hari, tapi oom ga nyangka dia perginya sekarang. Kaget juga.
"muhun oom, hari ini pindahnya, dikota sudah heurin (sempit) jeung sumpek, kalo didesa mah masih lega oom, masih bisa nanem singkong" kang kabayan dengan mesem khasnya.
"tapi bukan berarti silaturahmi kita putus ya kang" kataku.
"isss nya heunteu atuh oom, silaturahmi mah ga boleh putus hanya oleh jarak" jawabnya, "kan kita tetep saling mendoakan ya oom ya"
"iya kang" jawabku, entah kenapa hatiku terasa ga enak, seperti ada yang pelan pelan hilang.
"ya udah atuh oom, sudah siang, akang sama teh iteung dan si asep mohon pamit, takut terlambat naik keretanya" kang kabayan mendekat dan memelukku,
mataku basah.
"Assalamu alaykum oom" katanya.
"wa alaykum salam kang"
Tuesday, October 07, 2008
lebaran tahun ini tidak ada sambel goreng ati
Beberapa tahun terakhir, setelah Abah dan Mamah meninggal, aku lebaran tanpa pulang kampung, tanpa suasana lebaran yang nikmat seperti lebaran lebaran dulu ketika aku masih kecil. Lebaran sekarang hanya menyisakan beberapa hal kecil yang masih ku tunggu setiap tahun, misalnya sambel goreng ati di rumah Mama lily, tanteku, di cinere.
Sambel goreng ati yang passss sekali rasanya, dan memang selalu jadi primadona, selalu habis duluan. Rendang, opor, gule maraq, jangan kecap, dan masakan lainnya di pilih belakangan. Pilihan pertama selalu sambel goreng ati. Tapi lebaran tahun ini tidak ada sambel goreng ati lagi, entah kenapa, mungkin karena beratnya beban hidup yang membuat kita setiap hari "makan ati", sehingga lebaran tahun ini tidak ada sambel goreng ati.
Selamat lebaran, mohon maaf lahir & batin.
Sambel goreng ati yang passss sekali rasanya, dan memang selalu jadi primadona, selalu habis duluan. Rendang, opor, gule maraq, jangan kecap, dan masakan lainnya di pilih belakangan. Pilihan pertama selalu sambel goreng ati. Tapi lebaran tahun ini tidak ada sambel goreng ati lagi, entah kenapa, mungkin karena beratnya beban hidup yang membuat kita setiap hari "makan ati", sehingga lebaran tahun ini tidak ada sambel goreng ati.
Selamat lebaran, mohon maaf lahir & batin.
Subscribe to:
Posts (Atom)