Saturday, August 23, 2008

Monday, August 18, 2008

JANGAN NGOBROL DI WC

Dalam WC umum di Bandara Narita, jepang, tiba tiba dari wc sebelah ada yang nanya pake bahasa betawi,
"lu masih mules?" katanya
awalnya kaget juga, ko orang disebelah tau aku dari jakarta dan juga tau aku lagi mules.
"iya nih mules" jawabku, trus dia ngomong lagi,
" lu sih bandel, kalo makan yang pedes mulu"
aku tambah kaget, kok dia tau aku suka makan pedes, trus aku jawab
"abis gue suka sih"
eh dia jawab lagi "kalo lagi sakit ya brenti dulu dong makan sambelnya"
aku jawab "iya ini juga udah ga makan sambel lagi"
Tiba tiba yang disebelah bilang "eh, nanti gue telpon lagi dari luar ye, ini yang di wc sebelah ada yang ikut ikutan jawab"

KK nya mana?

Kejadiannya waktu adikku mau bikin KTP pertama kalinya, dia pergi ke rumah pak Rt di antar seorang tetangga, setelah bertemu pak Rt nya adikku bilang
"Pak saya mau bikin KTP"
"KK nya mana? " tanya pak Rt
"Kakak saya ga ikut pak, ini di antar tetangga"

Sunday, August 17, 2008

KABAYAN UPACARA DI ISTANA

Kang kabayan siang ini patriotik sekali
baju kokonya warna merah, dan celana pangsinya warna putih
sudah seperti bendera siap di kerek ditiang jemuran
Walaupun tubuhnya basah kuyup berkeringat, tapi wajahnya sumringah
penuh kebanggaan, tidak seperti biasanya.
"Darimana kang?"
"Merdeka oom !!!!!" katanya sambil mengepalkan tinjunya ke udara
aku senyum saja melihatnya.
"baru pulang nih oom, tadi ikut upacara di Istana" jawabnya
"Kang kabayan diundang ke Istana?" tanyaku heran
"Ah ya nggak atuh oom, cuma diluarnya saja,
tapi bisa ikut merasakan khidmatnya upacara diIstana
bersama para pejabat tingggi dan tamu undangan lainnya"
melihat keringatnya yang bercucuran, ku ambilkan sebotol air dingin
dan buah buahan dari lemari es, sambil terus bercerita, kang kabayan minum air dan makan

buah buahan yang kusediakan.
"beda ya oom kalau ikut upacara di Istana, rasanya lebih gimana gitu, lebih khidmat, lebih

mantep, biar panas panasan juga ga terasa. Akang mah ngebayangin bagaimana dulu para

pahlawan berjuang merebut kemerdekaan dengan tarohan nyawanya, kalo cuma keringetan

kepanasan mah ga seberapa ya oom ya?"
"iya kang" jawabku sambil senyum melihat kabayan yang kelaparan menghabiskan beberapa buah

pisang.
selesai minum dan makan buah buahan, kang kabayan pamit pulang.
di teras rumah aku sempat bertanya
"ngomong ngomong kenapa harus pergi ke istana kang? kan bisa nonton di tv?"
sambil senyum cengengesan kabayan jawab
"kan tv nya udah dijual oom, buat bayar hutang"
dasar kabayan. MERDEKA KANG !

KITA PERNAH MERDEKA

kita pernah merdeka
dulu
enam puluh tiga tahun lalu
ketika sang proklamator memproklamasikan kemerdekaan kita
dari penjajahan belanda dan jepang sesudahnya
setelah itu
lambat laun kita mulai dijajah kembali
dan sialnya kali ini kita dijajah oleh bangsa sendiri
para koruptor yang mengkorupsi harta negeri
para kroni pejabat tinggi yang menggerogoti negeri
pembodohan dan pengikisan moral oleh media informasi
jual beli hukum oleh mafia peradilan dan kejaksaan
para anggota dewan yang kehilangan kehormatan
kita pernah merdeka
dulu
enam puluh tiga tahun lalu
sekarang kita tidak boleh sakit
karena sakit mahal harganya
rumah sakit
hanya buat yang punya duit
sekolah sekarang hanya buat anak orang kaya
orang tak punya sekolah sekedarnya saja
jangan bermimpi kuliah di sekolah negeri
jatah kursi hanya untuk keluarga dekat para pejabat
sudahlah jadi buruh pabrik saja
atau jadi TKI di arab saudi
kita pernah merdeka
dulu
enam puluh tiga tahun lalu
sekarang kebanggan ku sebagai anak negeri
hilang
tercabut dari akarnya
pagi ini seorang penyiar radio dangdut tidak mampu menghapalkan bait bait teks proklamasi
padahal dia bilang sejarah itu penting dan dia juga bilang
dan bangsa besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.
aku teringat harry roesli
dalam sebuah lagunya dia bernyanyi
JANGANLAH MENANGIS INDONESIA......
maaf kang harry, ibu pertiwi diperkosa anak anaknya sendiri
menangis saja tidak mampu lagi

Saturday, August 16, 2008

Shirin di sinetron SUCI

ga nyangka, ko bisa ya?

Walking The Dog

mengenang kang harry
SIBANDEL

Thursday, August 14, 2008

KOTAK PENGADUAN





dibeberapa tempat umum, seperti PUSKESMAS, kantor pelayanan pajak, kantor kecamatan, dll biasanya disediakan KOTAK PENGADUAN.
Oom sih gak yakin ada yang pernah ngadu di kotak itu, kalau pun ada yang ngadu....apa ada yang perduli ?

Thursday, August 07, 2008

" eeh ketemu lagi......"

Setelah beberapa lama tak pernah kelihatan, tau tau dia muncul di teras depan rumah oom.
"punten oom, mau pinjem koran" katanya
Oom kaget campur seneng, kang Kabayan sudah pulang !
" Dari mana aja ari si kang? lama ga kliatan?"
dia cuma cengengesan seperti biasa, "abis keliling oom" jawabnya santai.
" Kemana aja kelilingnya kang? mau ngapain?"
" Tadinya sih niatnya mau jadi TKI ke Arab saudi oom, ada yang ngajak, tapi ga jadi"
" Kenapa ga jadi kang? kan enak kerja disana gajinya gede"
" Aneh oom zaman sekarang, orang mau nyari duit malah dimintain duit" jawab kang Kabayan,
"Kalau saya punya duit sebanyak yang diminta sih mendingan saya belikan kambing atuh oom, kan kalo punya kambing mah saya bisa jual kalau sudah banyak anaknya"
Aku tidak jawab argumentasinya, seperti biasa kabayan sedang memasuki alam nya sendiri yang beda jauh dengan alam kenyataan saat ini.
"Terus kemana lagi kang? kan ga jadi ke arab saudinya, tapi kok lama ga pulang pulang?"
Kang Kabayan mendadak ceria wajahnya "Taaah eta oom, karena gagal ke arab, trus saya teh mengembara ceritanya ke kampung kampung, sambil nyari kerja apa aja, bantuin buruh tani, bersihin pekarangan, sampai saya di satu kampung yang sedang ada perbaikan pesantren oom"
Ceritanya mulai menarik "Nah dikampung itu yang lamanya tuh oom, saya ngebantuin sampai selesai perbaikan musholla dan pasantrennya itu"
"Wah dapet banyak duit dong kang?" tanyaku memancing.
" Ih ari si oom, ini mah bayarannya bukan pake duit oom, santri santrinya aja gak pake bayar, di pesantren itu teh semua nya nyari sendiri oom"
"Maksudnya gimana tuhkang?"
" Iya, semua kebutuhan tiap hari kita usahakan sendiri, kita menanam padi, jagung, singkong, kita juga memelihara ikan, ayam, bebek dan lain lain, sebagian dimakan sebagian lagi dijual ke pasar, buat beli perlengkapan belajar."
"Wah hebat tuh kang" aku kagum mendengar ceritanya, " terus gimana kang?"
" terus saya diminta mengajar juga oom" kang kabayan minum air putih yang kusediakan, "ngajar bertani dan memelihara ternak, Alhamdulillah ilmu kampung bisa dipake heheuy...." kang kabayan dengan tawa khasnya.
"Tapi karena saya kasian sama nyi iteung, saya gak bisa lama lama disana oom, rencananya sih kalo diijinin sama abah dan ambu (mertuanya Kabayan) saya mau ajak keluarga saya pindah kesana oom, mau bantuin ngurus pasantren."
"Wah bagus tuh kang, niatnya bagus, mudah mudahan aja lancar rencananya" jawabku.
"Tapi aneh ya oom," hmm mulai lagi nih 'asal usil'nya kabayan, " Ada kyai dari pesantren lain dari kampung sabrang, yang marah marah karena santrinya banyak yang pindah, padahal kita kan gak nyari duit, kalo dipesantren kyai galak itu santrinya harus bayar oom, pake duit atau ayam, makanya banyak yang pindah setelah tau ada yang gratisan"
"Aneh ya oom , mau berbuat baik malah diomelin kyai"
oom gak bisa jawab, oom juga ga bisa ngebayangin kalau kang kabayan tau berapa biaya anak sekolah sekarang, apalagi disekolah favorit......selamat berjuang kang.

Friday, August 01, 2008

Hari Jum'at yang ..........

Hari ini aku pergi sholat Jum'at seperti biasa di Mesjid AnNur, Menteng dalam.
Sampai di Mesjid jam setengah dua belas, Mesjid masih kosong, baru ada beberapa orang yang sedang sholat sunnah, dzikir dan ada beberapa yang tidur tiduran menunggu waktu Sholat.
Tidak berapa lama ada beberapa orang menggotong keranda Jenazah, yang kemudian diletakkan di sudut ruang, sebelah depan.
Jam 12 kurang beberapa menit panitia membuat pengumuman, tentang beberapa kegiatan di mesjid Annur, juga tentang uang sumbangan Jum'at lalu yang jumlahnya makin menurun dari waktu waktu sebelumnya, Panitia juga memohon kesediaan jamaah semua untuk ikut menyolatkan jenazah selesai sholat jum'at nanti..
Sesosok jenazah didalam mesjid, tempatnya buat sholat, tapi harus disholatkan, Tidak mampu lagi sholat sendiri.
Pulang Sholat toko dibuka kembali, Cuma ada aku, Agus dan Andri, si Yadi sedang makan, si Nita sudah 4 hari tidak masuk sejak kakeknya meninggal , masih berkabung.
Andri dan Agus siap siap buka toko, aku langsung baca email dan beberapa folder pembukuan yang belum dikerjakan.
Tidak lama setelah toko buka si Andri pamit mau pulang ke bekasi, ada masalah utang piutang dengan leasing, katanya. Aku yang sudah mendengar sepintas masalahnya, mengijinkan dia pulang, tapi tiba tiba perasaanku tidak enak. Kubuka laci dan benar saja jumlah uangnya berkurang banyak, setelah kuhitung dengan si Yadi dan Agus ternyata kurang satu juta !
Alamak si Andri ! padahal tadi sholat Jum'atnya disebelah aku, langsung aku telpon ke rumahnya di bekasi, yang angkat telpon Mamahnya. Aku bilang sama Mamahnya si Andri
"Bu, Andri sedang dalam perjalanan pulang ke bekasi, tapi dia bawa uang toko tanpa permisi, tolong nanti kalau dia sampai suruh telpon ke toko" Aku yakin Mamahnya kaget, aku juga gak nyangka, ko tega ya.
2 jam kemudian si Andri telpon, awalnya mau membela diri, pura pura tidak tau ada masalah, tapi aku bilang "Andri jangan berputar putar ngomongnya, Bang iwan masih kasih kesempatan buat penyelesaian secara baik baik, jangan sampai melibatkan POLISI" dia mulai melemah "Kembalikan uangnya yang satu juta sekarang!" dia masih coba berkelit " cuma 700.000 bang ini masih ada di tas Andri" jawabnya.
"Andri ! kamu tau bang iwan kan? jangan coba coba ya? kembalikan sekarang!" telpon kututup.
Aku baru bisa makan siang setelah mendengar dia mengaku.
Selesai makan ku telpon lagi ke rumahnya di Bekasi, Mamahnya bilang Andri sedang ke tebet diantar Ayahnya.
Aku sedang sholat
ashar ketika dia datang. Selesai sholat dia mulai mendekat "Maapin Andri ya bang, Andri khilaf, sebenernya gak niat mau ngambil duit abang"
"Untung saja aku baru selesai sholat, jadi gak terlalu emosi, apalagi melihat Andri dan ayahnya yang ketakutan membuatku jadi gak bisa marah, tapi kujawab argumentasinya tadi soal "ga niat"
Aku bilang "Andri, niat itu kalau belum terjadi, kalau yang sudah terjadi ini bukan lagi niat, tapi sudah mencuri, dan yang kamu curi uangnya toko, tempat kamu kerja, kamu sudah menyakiti perasaan saya".
Akhirnya aku dan ayahnya bergantian menasehati andri agar dia memperbaiki akhlaknya, percuma saja cerdas dan pintar, jago service handphone tapi akhlaknya jelek.
Andri nangis gak berhenti sampai pamit pulang, aku bilang sama dia urusannya sama aku sudah selesai, tapi hak haknya ditoko nanti akan kuberikan selesai dihitung. Uang satu juta dia kembalikan, dan lalu mereka, ayah dan anaknya pamit pulang.
Hari jum'at yang heboh.